Di halaman kubah tanam otomatis DOME234, sebuah eksperimen sederhana menarik pandang. Pola AI Eclipse Mahjong Wins diuji saat tim merapikan nozzle, lampu tumbuh, dan sensor.
Ritme kerja bergerak mengikuti musik dangdut remix Nebula dari pengeras suara kecil. Suasana santai, namun semua mata tertuju pada panel pengendali yang memetakan siklus semprot.
Kubah menutup rapat, kabut nutrisi tipis menyelimuti akar yang menggantung. Panel memperlihatkan grafik berbentuk sabit, tanda jadwal semprot yang dimampatkan di titik tertentu.
“Saya menamai pola ini Eclipse karena grafiknya mirip gerhana,” ujar Damar, petani aeroponik dari Sumatera, sembari mengecek bak nutrisi. “Irama kerja jadi enak diikuti.”
Pendekatan Eclipse mematahkan kebiasaan penyiraman yang rata. Semprotan dibuat rapat pada jendela waktu yang dinilai paling produktif, lalu renggang saat fase pemulihan akar.
Modelnya sederhana: sensor kelembapan, konduktivitas, dan suhu menjadi acuan. Outputnya dikonversi menjadi siklus pendek dan panjang yang saling mengisi tanpa tumpang tindih.
Perangkat utama terdiri dari pompa diafragma, nozzle ultrasonik, kipas sirkulasi, dan katup elektrik. Semua terhubung ke pengendali yang membaca sinyal sensor lalu mengaktifkan aktuator sesuai jadwal.
Rentang pH dijaga 5,8–6,2 dan PPM 820–900 untuk daun hijau. Katup kabut biasanya dibuka 18–32 detik, kemudian jeda 60–90 detik untuk memberi ruang oksigen.
Log data direkam per batch agar perubahan cepat terlihat. Saat suhu ruang naik setengah derajat, kipas langsung dipacu untuk menjaga uap tidak menetes di daun.
Berikut adalah pola yang direkam Damar saat uji coba hari itu. Ia menyebut “spin” sebagai satuan batch semprot dan jeda, agar teknisi mudah menyamakan istilah.
Empat blok tersebut diputar sekali lagi dengan penyesuaian kecil di jeda antar spin. Damar menekankan, kunci utamanya adalah disiplin pada ritme.
Hari pertama, kalibrasi sensor dan cek kebersihan nozzle. Hari kedua, petakan meja tanam, pasang label, dan atur jarak bibit agar kabut tidak saling berebut.
Hari ketiga, jalankan blok pembuka dan catat pH setiap dua batch. Hari keempat, evaluasi akar, potong daun tua, serta koreksi jadwal bila kabut menetes.
Hari kelima hingga ketujuh, pertahankan putaran, lakukan sanitasi ringan, dan siapkan pra-pesan. “Saya tidak mengejar angka besar, saya mengejar keteraturan,” ucap Damar.
Beat Nebula ternyata membantu kru menjaga tempo. Saat syair naik, teknisi mempercepat cek nozzle; ketika turun, mereka mencatat angka di panel.
Bukan masalah selera, melainkan penanda waktu yang mudah dihafal. Lagu yang sama diputar berulang sehingga pergeseran ritme terasa jelas.
Kabut berlebihan dapat memicu bintik basah pada daun. Atur frekuensi saat malam agar tidak terjadi penumpukan uap.
Periksa sambungan listrik dan pastikan pelindung anti cipratan terpasang. Drainase juga harus lancar supaya bak nutrisi tidak meluap.
Catatan transaksi harian menunjukkan angka Rp122.700.000. Sumbernya gabungan pra-pesan sayuran daun, penjualan pucuk premium, dan kontrak suplai untuk tiga pekan.
Keuntungan bukan hanya dari volume, melainkan konsistensi grade. Kubah otomatis membantu menjaga ukuran dan tekstur sehingga pembeli tidak perlu sortir ulang.
Selisih harga muncul dari pengemasan rapi dan pengiriman cepat menggunakan boks berpendingin mini. Tim menaruh gel pack tipis agar suhu tetap stabil hingga pembeli menerima barang, sehingga mutu ajek dan pemesan retail menambah kuantitas tanpa proses tawar panjang. Angka penjualan pekan depan belum dihitung, tetapi formulir pra-pesan sudah terisi berlapis.
Pola Eclipse memberi pegangan sederhana: padatkan kerja di saat akar paling siap, renggangkan saat pemulihan. Dampaknya terasa pada jam kerja yang lebih tertata.
Damar menutup panel sambil tersenyum. “Kalau ritme sudah ketemu, sisanya tinggal menjaga kebersihan dan cek sensor,” ucapnya singkat namun mantap. Ritme harian menjaga tenaga serta hasil panen.